Gawat! Jika BI Tak Lakukan Ini, Rupiah Bisa Makin Terpuruk |
|
Rupiah terpantau menguat 0,25% meski masih berada di level Rp16.210 per Dolar AS pada perdagangan awal pekan, Senin (22/04).
Head of Treasury Bank Commonwealth, Yuriadi Sulastomo menyebutkan tekanan Rupiah tidak lepas dari dampak sentimen eksternal terkait pengaruh kenaikan (Consumer Price Index/CPI) AS yang mendorong penguatan Dolar AS. Guna mengatasi tekanan Rupiah, Head of Economic & Research UOB Indonesia, Enrico Tanuwidjaja menyebutkan pentingnya pemerintah dan Bank Indonesia untuk mendorong pendalaman pasar keuangan. Saat ini perbedaaan yield SBN dengan US Treasury 10 tahun semakin tipis sehingga diperlukan upaya cepat untuk meningkatkan daya tarik pasar domestik bagi investor asing. Pendalaman pasar keuangan RI saat ini melalui sejumlah Instrumen investasi Bank Indonesia termasuk Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) hingga Interest Rate Swap (IRS) dan transaksi reverse repo dinilai belum cukup dalam untuk menarik lebih banyak valas. Seperti apa langkah yang diperlukan untuk menahan laju pelemahan Rupiah? Selengkapnya simak dialog Anneke Wijaya dengan Head of Economic & Research UOB Indonesia, Enrico Tanuwidjaja dan Head of Treasury Bank Commonwealth, Yuriadi Sulastomo dalam Power Lunch, CNBC Indonesia (Senin, 22/04/2024) Terus ikuti berita ekonomi bisnis dan analisis mendalam hanya di https://www.cnbcindonesia.com/. CNBC Indonesia terafiliasi dengan CNBC Internasional dan beroperasi di bawah grup Transmedia dan tergabung bersama Trans TV, Trans7, Detikcom, Transvision, CNN Indonesia dan CNN Indonesia.com. CNBC Indonesia dapat dinikmati melalui tayangan Transvision channel 805 atau streaming melalui aplikasi CNBC Indonesia yang dapat di download di playstore atau iOS. Follow us on social: Twitter: https://twitter.com/cnbcindonesia Facebook Page: https://www.facebook.com/CNBCIndonesia/ Instagram: https://www.instagram.com/cnbcindonesia/ https://www.instagram.com/cuap_cuan/ Tiktok: https://bit.ly/38BYtJx Spotify: https://spoti.fi/2BR7KkT |