Trump Klaim Jika Jadi Presiden Tak Ada Perang Ukraina-Rusia, Kecam Biden Buat Konflik ke PD III |
![]() |
TRIBUN-VIDEO.COM - Mantan Presiden AS Donald Trump mengklaim dirinya akan mendamaikan Rusia dan Ukraina hanya 24 jam jika menjabat sebagai Presiden.
Ia pun mengecam kebijakan luar negeri Joe Biden yang memperkeruhh konflik menuju ambang Perang Dunia III. Hal itu Trump ungkapkan saat acara kampanye di New Hampshire pada hari Sabtu kemarin. Ia menyampaikan jika terpilih, dirinya dapat dengan cepat menengahi penyelesaian perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Trump bahkan bersumpah untuk mengembalikan perdamaian. Ia menyatakan bahwa konflik bersenjata antara Moskow dan Kyiv tidak akan terjadi seandainya dia masih menjabat. "Bahkan sekarang, terlepas dari banyaknya korban jiwa dan kehancuran sebagian besar negara itu [Ukraina], saya akan memiliki kesepakatan damai … dalam 24 jam," ujarnya. Pernyataan itu muncul karena beberapa Republikan mempertanyakan apakah jumlah bantuan militer AS ke Ukraina saat ini sudah sesuai. Pada hari Jumat, empat anggota DPR dari Partai Republik mengirim surat kepada Biden dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin. Partai itu menyatakan keprihatinan atas keputusan Washington untuk menyediakan tank M1 Abrams kepada Kyiv. Sementara itu, pejabat Ukraina telah mengatakan negosiasi perdamaian dengan Moskow hanya dapat terjadi jika Rusia menyerahkan wilayahnya yang baru digabungkan. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menandatangani dekrit tahun lalu yang menyatakan "ketidakmungkinan" bernegosiasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Zelensky menegaskan kembali pada hari Rabu bahwa dia tidak tertarik untuk bertemu dengan Putin. Di sisi lain, Mokswa telah berulang kali menyebut persyaratan Ukraina tidak dapat diterima. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan akhir bulan lalu bahwa kepemimpinan Ukraina didominasi oleh "Russophobes yang kurang ajar" dan tidak mampu bernegosiasi. Rusia meluncurkan operasi militer di Ukraina pada akhir Februari tahun lalu. Hal ini terpaksa dilakukan melindungi rakyat Donbass dan kegagalan Kiev untuk mengimplementasikan perjanjian damai Minsk 2014. Sebagaimana diketahui, Presiden Rusia, Vladimir Putin kembali menegaskan bahwa tujuannya di Ukraina sudah bertekad bulat. Ia mengaku tak akan menyerah meskipun ditekan pihak asing. Hal itu disampaikan Putin dalam pertemuan dengan tentara distrik militer selatan. Kepala Negara Rusia menerangkan, Rusia hanya ditempatkan di garis depan. Ia menyinggung apakah menyerah atau berperang. Putin lantas menunjukkan fakta bahwa para tentara Rusia pantang menyerah. Ia pun langsung menandaskan keharusan berperang di Ukraina. Presiden Putin menjelaskan, pasukannya berkemajuan dalam perang dengan penuh hati-hati dan tenang. "Rusia hanya ditempatkan di depan garis ini. Menyerah atau bertarung. Tapi selama kami memiliki orang-orang seperti Anda dan orang-orang yang ada di samping Anda, tentu saja, kami tidak dapat menyerah . [Kita] hanya harus bertarung . Hanya [maju]. Hati-hati. Dengan tenang," katanya berbicara dengan tentara distrik militer selatan. Dalam pertemuannya dengan tentara, Putin juga mencatat bahwa masih banyak ruang untuk perbaikan. Termasuk pengembangan dan produksi amunisi, senjata presisi, dan sarana komunikasi. Selain itu, Presiden juga menyatakan pertempuran bersenjata tidak dapat dihindari dalam keadaan saat ini. Kendaati begitu, dukungan aktif dari rakyat sangat penting. Ia mengaku tanpa dukungan rakyat, Rusia tidak dapat hidup. (Tribun-Video.com/ rt.com) Artikel ini telah tayang di rt.com dengan judul Trump makes Ukraine peace claim https://www.rt.com/news/570648-trump-ukraine-peace-deal/ HOST: BIMA MAULANA VP:AFIF ALFATTAH. #beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews |