TRIBUN-VIDEO.COM - Sekutu Putin menggandakan seruan untuk menggunakan nuklir, imbas serangan di jembatan di Krimea.

Ia adalah Vladimir Solovyov, seorang propagandis terkenal yang menyerukan Rusia untuk "menggempur" Ukraina dengan senjata nuklir taktis.

Menurutnya, Rusia tidak memiliki pilihan lainnya untuk menghapus Ukraina dari muka-bumi.

"Kami tidak lagi memiliki pilihan [lainnya]. Kami harus menghapus mereka dari muka bumi—pusat pengambilan keputusan mereka. Tidak, bukan rakyat Ukraina," kata Solovyov, menurut terjemahan Scarr. "Tapi tak seorang pun dalam kepemimpinan mereka boleh merasa nyaman."

Dia melanjutkan, Rusia sulit mencapai jembatan Ukraina, namun Ukraina justru menghancurkan jembatan penghubung.

"Terlebih lagi, perhatikan seberapa banyak kita diberitahu bahwa sulit untuk mencapai jembatan mereka. Mereka mengenai jembatan kita, tetapi kita tidak mengenai jembatan mereka."

Solovyov kemudian mengatakan, ia tidak dapat menemukan penjelasan logis lain, dan mengapa pasukan Rusia tidak menanggapi dengan senjata yang lebih kuat.

Seperti, senjata nuklir taktis yang memberi keuntungan, dan mungkin ini saatnya untuk menghancurkan rezim Kyiv.

"Saya tidak mengerti mengapa kami tidak menggunakan seluruh persenjataan kami dan semua yang kami miliki," katanya. "Mengapa kita memikirkan beberapa batasan untuk diri kita sendiri setiap saat? Jika senjata nuklir taktis kita memberi kita keuntungan, mungkin ini saatnya? Mungkin kita hanya perlu menghancurkannya?"

Dalam beberapa bulan terakhir, Solovyov telah membuat pernyataan dengan mengatakan Rusia harus melancarkan serangan nuklir.

Tujuannya, ke negara mana pun yang akan berusaha menahan Putin atas surat perintah penangkapan.

Sebagai informasi, surat itu dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional pada bulan Maret atas dugaan kejahatan perang.

Ia, juga telah menganjurkan beberapa kali agar Moskow menggunakan kemampuan nuklirnya melawan negara-negara Barat yang mendukung Ukraina.

(Tribun-Video.com/YessyWienata)

HOST: YESSY
VP: TEGAR

#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews #politik